Skripsi
Nusyuz Dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa’ Ayat 34 Perspektif Tafsir Ibnu Katsir
Nusyuz berarti tidak tunduk kepada Allah SWT Untuk taat kepada suami. Ketidaktaatan ini dapat berbentuk sikap membangkang terhadap suami tanpa alasan yang jelas dan sah. Ulama madzhab Hanafi mendefinisikan nusyuz secara umum, yang berarti saling membenci. Ulama Syafi’iyyah mengatakan bahwa nusyuz adalah pertentangan antara suami istri. Ulama madzhab Maliki berpendapat bahwa nusyuz adalah saling menganiaya antara suami istri. Ulama madzhab Hambali berpendapat bahwa nusyuz adalah kebencian dan pergaulan buruk antara suami istri. Dari definisi di atas ternyata para ulama tidak jauh berbeda dalam mendefinisikan nusyuz, jadi nusyuz sangat mungkin terjadi pada kehidupan suami istri, baik timbul dari pribadi istri atau suami, yang tercermin pada adanya kebencian, perselisihan, pertengkaran, dan permusuhan yang ada pada perampasan hak yang dapat menimbulkan bahaya bagi keluarga. Permasalahan dalam penelitian ini adalah Nusyuz dalam Al-Qur’an Perspektif Tafsir Ibnu Katsir. Skripsi ini merupakan penelitian kualitatif, model dari penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research), alasannya karena peneliti menggunakan buku dan kitab sebagai sumber data. Kemudian hasilnya dianalisa menggunakan metode tahlili. Dari hasil analisis menarik. kesimpulan bahwasannya Nusyuz menurut Ibnu Katsir adalah istri yang bersikap sombong pada suaminya, Tidak mau melakukan perintah suaminya, berpaling darinya, dan membenci suaminya Apabila timbul tanda-tanda nusyuz pada diri si istri, hendaklah si suami menasihati dan menakutinya dengan siksa Allah bila ia durhaka terhadap dirinya. Karena sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepadanya agar taat kepada suaminya dan haram berbuat durhaka terhadap suami, karena suami mempunyai keutamaan dan memikul tanggung jawab terhadap Istrinya.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain